GUNUNG
RAUNG
Telah diketahui sejak dahulu
bahwasannya Indonesia merupakan salah satu negara yang dilalui oleh dua cincin
gunung berapi yakni sirkum pasifik dan mediterania. Salah satu pulau yang
memiliki kepadatan gunung berapi aktif adalah Pulau Jawa. Barisan gunung berapi
memanjang dari gunung halimun-salak sampai pada ijen-raung. Salah satu gunung
berapi yang belum banyak orang ketahui adalah gunung Raun, meskipun pada
akhir-akhir ini jagat pertelevisian Indonesia sempat terguncang oleh aktifitas
Gunung Raung yang seakan-akan meraung seperti namanya.
Gunung Raung merupakan salah satu
gunung berapi yang masih aktif yang berada dalam kawasan pegunungan Ijen.
Gambar 1
: Citra satelit gunung raung dan sekitarnya
Terlihat dari citra satelit diatas
bahwasannya letak Gunung Raung ini berada pada barat daya dari Gunung Ijen dan
tengggara dari Gunung Argapura. Secara administratif letak gunung Raung ini
berada didalam perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso dan Jember. Gunung
Raung merupakan gunung berapi aktif dengan tipe Strombolian dengan bentuk
menyerupai kerucut. Gunung Raung ini memiliki ketinggian 3344 mdpl.
Dari sudut pandang geokronologinya,
Gunung Raung ini merupakan hasil dari aktifitas tektonik antara lempeng Eurasia
dan Indo-Australia. Aktifitas tektonik lempeng ini akan membentuk beberapa arc structural yakni outer arc
basin, outer arc basin, volcanic arc dan fore land basin. Lempeng
Indo-Australia yang bertemu dengan lempeng Eurasia ini akan menyebabkan
interaksi subduksi, lempeng Indo-Australia yang notabene relatif lebih berat
daripada lempeng Eurasia akan cenderung menujam terhadap lempeng Eurasia.
Lempeng Indo-Australia yang menujam akan mengalami partial melting yang
menyebabkan akan adanya magma yang merangsek keatas. Magma yang merangsek
keatas ini akan membentuk busur gunung api.
Gambar
2. Skema pembentukan busur gunung api (volcanic
arc)
Terlihat dari skema diatas dapat
secara relatif menggambarkan proses pembentukan gunung Raung yang notabene
termasuk dalam daerah busur gunung api di pulau Jawa.
Tercatat dalam sejarah bahwasannya
gunung Raung ini beberapa kali meletetus yakni sebagai berikut
1586
Letusan
pertama tercatat sebagai letusan sangat dahsyat. Disaat itu semua wilayah
disekitarnya rusak dan menelan banyak korban jiwa.
1597
Gunung dengan nama lain Gunung Rawon itu menunjukan 'kemurkaannya' lagi.
Letusan kedua tak kalah hebatnya dengan letusan pertama. Erupsi eksplosif Kala
itu kembali meminta nyawa manusia.
1638
Banjir besar dan lahar menerjang di daerah antara Kali Setail Kecamatan Sempu
dan Kali Klatak Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
1730
Tercatat erupsi eksplosif disertai dengan hujan abu serta lahar. Bahkan wilayah
terdampak erupsi meluas dibanding letusan pertama, kedua dan ketiga. Korban
jiwa pun berjatuhan lagi di saat itu.
1800
hingga 1808 di waktu pemerintah
Residen Malleod (Hindia Belanda) terjadi letusan lagi. Namun tidak sampai
mengakibatkan korban jiwa.
1812
hingga 1814. Direntang empat tahun
itu letusan disertai hujan abu lebat dan suara bergemuruh. Setahun kemudian, di
tahun 1815 antara 14 hingga 12 April terjadi hujan abu di Besuki, Situbondo dan
Probolinggo.
1859.
Tanggal 6 Juli 1864 terdengar suara gemuruh dan di siang hari menjadi gelap.
1881,
1885, 1890, 1896, terjadi
aktivitas vulkanik meliputi suara gemuruh, Paroksisma, hujan abu tipis di
kawasan Banyuwangi. Dan gempa bumi di kawasan Besuki, Situbondo. 16 Februari 1902 muncul kerucut pusat.
1913
antara bulan Mei hingga Desember Gunung Raung kembeli bergemuruh, bahkan
terjadi dentuman keras. Hal yang sama terjadi tiga tahun berturut-turut. Yakni
tahun 1915, 1916 dan 1917. Aliran
lava di dalam kaldera terjadi tahun 1921 dan 1924.
1927.
Letusan asap cendewan dan hujan abu sejauh 30 kilometer keluar dari puncaknya.
Ditahun yang sama, tepatnya 2 Agustus-Oktober terdengar dentuman bom dan
terlontar sejauh 500 meter.
1928
terlihat celah merah di dasar kaldera dan mengeluarkan lava. Fenomena yang sama
masih terjadi di tahun 1929. Tahun 1933 hingga 1945 hanya terjadi peningkatan
aktivitas
13-19 Februari 1956 terjadi paroksisma.
1986
letusan
asap terjadi di bulan Januari hingga Maret.
Setelah sekian lama tidur panjang,
aktivitas vulkanik Gunung Raung kembali meningkat pada 17 Oktober 2012. Status dari normal naik menjadi
waspada selangh satu hari kemudian. Tak berapa lama, tepatnya 22 Oktober 2012
statusnya kembali naik menjadi siaga. Dan yang terakhir adalah serentetan
letusan eksplosif pada tahun 2015.
Gunung Raung dan masyarakat Banyuwangi
memiliki hubungan yang kuat terkait dengan aspek sosiologisnya. Bahkan terdapat
salah satu lirik dari lagu Banyuwangi yang memakai simbol gunung Raung
‘’Gunung
raung, sepiro duwure
Arep
sun langkahi, seru kangene
Sun
puasani, ngebleng pati geni
Kecaruko
sisik melik, kembange ati’’
Makna dari sebait kalimat itu adalah
penggambaran bagaimana masyrakat Banyuwangi menggambarkan kegagahan gunung
Raung yang menjadikan batas pemisah antara dua orang sejoli. Gunung Raung dan
masyrakat Banyuwangi telah hidup berdampingan sejak dahulu kala, bahkan menurut
beberapa sumber sejaran perbukitan sekitar gunung Raung merupakan salah satu
pusat dari kerajaan macan putih yang dulu pernah berdiri di tanah Blambangan.
Disekitar wilayah gunung Raung mayoritas
masyarakatnya berprofesi sebagai petani yang memanfaatkan tanah subur hasil
pelapukan material yang dikeluarkan oleh gunung Raung. Tanah yang telah subur
tersebut merupakan tanah penghasil komoditi pertanian yang terbilang cukup
besar. Akibat dari kesuburan tanah tersebut maka petani sekitar daerah gunung
Raung relatif lebih sedikit menggunakan pupuk dibanding daerah lain.
Telah diketahui bahwasannya dalam
beberapa kali letusannya gunung ini sering mengeluarkan material piroklastik
yang notabene mampu membuat tanah menjadi lebih subur. Tanah yang subur ini
tentunya sangat membawa manfaat terutama karena mayoritas masyarkat sekitar
gunung Raung bermatapencaharian sebagai petani.
Berikut adalah foto gunung Raung :
Gambar
3. Gunung Raung
Sumber : http://news.liputan6.com/read/2269910/debu-vulkanik-gunung-raung-selimuti-rumah-warga-jembrana-bali
Daftar Pustaka :
(2013). Menelusuri Lima Abad Sejaran Gunung Raung.
Retrieved from : http://sunriseofjava.com/berita-240-menelusuri-5-abad-sejarah-gunung-raung.html
(2015). Raung volcano (East Java, Indonesia): alert level
lowered. Retrieved from : http://www.volcanodiscovery.com/id/raung/news.html
Comments
Post a Comment